Tuesday, April 26, 2005 |
Telepon Yang Bisa Azan |
Sebuah ponsel baru, yang dibuat khusus bagi kaum Muslim, kini tersedia di pasaran. Menurut surat kabar Jerman Die Ziet, telepom itu tidak hanya memuat seluruh isi Al-Qur'an tetapi juga dapat di program untuk membunyikan azan bagi penganut yang setia untuk bersembahyang lima kali sehari.
Ponsel itu bahkan bisa menunjukkan arah ke Mekkah dari 5.000 kota lebih di seluruh dunia. Tanggal-tanggal dapat di tampilkan menurut keinginan pemakai dengan kalender Gregorius atau kalender hijriah.
Meskipun harganya mahal sekali, ponsel ini mendapat pengakuan dari salah satu pusat pendidikan Islam terkemuka.
Anda berminat? Silahkan cari info ke counter2 ponsel terdekat di kota anda.... |
posted by Wong Deso @ 9:08 AM |
|
|
Saturday, April 16, 2005 |
Secangkir Kopi |
Duhhh enaknya dengerin Indigo Bay nya Richard Clayderman, leyeh-leyeh sambil rokoan Djarum Black. Dunia seakan damai.....sedamai hati seorang parantau sepertiku.
Jadi teringat saat-saat bersama ayahku dulu....duduk di teras rumah gedek kami, sambil minum kopi hitam kesukaan ayah, bedanya kalau dulu yang di dengerin adalah uyon-uyon alias gending-gending jawa yang juga kusuka. Kalau dah begini pasti deh teringat pesan-pesan ayah; "Nak kalau kamu nanti merantau atau jauh dari orang tuamu jangan lupa 4 M yah! Lalu aku bertanya; "Apa itu 4 M ayah?" Lalu mengalirlah nasehat dan penjelasan ayah; 4 M adalah: Main Madat Madon Dan yang terakhir adalah Mabok Tentu teman2 tahu apa arti dan maksud dari ke 4 M tersebut, kalau ke 4 M tersebut bisa kamu hindari Insya Allah perjalanan kamu dalam menempuh samudra kehidupan ini akan lancar dan aman. Satu hal lagi!!! Jikalau kamu merantau janganlah kamu lupakan asal usulmu! jangan seperti kacang lupa sama kulitnya!" Jangan mentang-mentang sudah maju, mentang-mentang sudah berhasil lalu kamu lupakan kampung halamanmu, kamu lupakan negerimu, kamu lupakan masa lalumu yang pahit, dengan alasan apapun kamu tidak boleh menjadi seperti itu. Sepahit apapun masa lalu adalah tetap menjadi masa lalumu, semiskin apapun asalmu adalah tetap menjadi kampung halamanmu, sejelek apapun bangsamu adalah tetap negerimu, tempat dimana kamu di lahirkan. Begitu pesan-pesan Almarhum ayahku dulu.
Kini genap 10 tahun sudah aku menjalani kehidupanku di negeri orang, meski beberapa kali kembali, tapi rasa rindu akan kampung halaman terasa tak terbendung, kerinduan akan sawah ladang kami, kerinduan akan kicauan burung-burung di pepohonan sekitar rumah kami, kerinduan akan suara canda anak kecil dan keponakan-keponakan kami,kerinduan akan segarnya suatu nasehat dari orang tua kami.
Kerinduan akan hangatnya secangkir kopi buatan Almarhumah Ibunda kami tercinta. |
posted by Wong Deso @ 12:03 PM |
|
|
|
Terbunuh Sepi |
Sendiri Termenung Menikmati malam tanpa hadirnya bulan dan bintang Yang ada hanya gulita Yang ada hanya kesunyian Kesunyian di tengah kebekuan malam
Sayup - sayup kudengar langkahmu Lirih kudengar suaramu memanggilku Terparanjat kuterpana Seakan tak percaya dengan apa yang kurasa
Kudekati dirimu Kuraih.... Kupeluk.... Kurengkuh....
Tapi sedetik kemudian lenyap Karna ternyata hanya bayangmu yang hadir
Sunyi kini kurasa Hampa jiwaku terpaku Rindukupun semakin semu
Kini.... Hanya kesepian yang menemani hari-hari Gundahku pun tak jua terobati Jiwa yang seolah mati Terbunuh oleh sepi |
posted by Wong Deso @ 9:56 AM |
|
|
Friday, April 15, 2005 |
Kekagumanku Akan Keindahanmu |
Bayang rupawan wajahmu takkan pernah bisa mengedipkan mataku Lukisan - lukisan dirimu terpampang jelas dalam setiap kerling kelopakku Aku masih saja perpaku tak bergerak setiap memandangmu
Ku terus saja membiarkan diriku tenggelam dalam lamunanku Tumbuhan cinta itu kau tumbuh suburkan dalam setiap nadi-nadiku Meski kau tahu aku bukan milikmu Dan aku pun tahu kau tak mungkin jadi milikku
Tak cukupkah bagimu jika aku sekedar mengagumimu Tak puaskah kau mempermainkan anganku Kau tahu akan ada yang terluka Dan aku pun tahu akan ada yang terluka |
posted by Wong Deso @ 10:24 AM |
|
|
Wednesday, April 06, 2005 |
Langkah - Langkah |
Kembali ku bergerak... Tertatih ku merangkak Gontai ku melangkah
Berat rasanya tubuh ini Seperti memikul beban yang sarat dengan isi
Aku melihat dunia ini berada di tangan orang yang menyimpan angan-angan Setiap kali bertambah menjulang Orang-orang yang mulia hanya dihargai dengan nol Tapi dihargai nya setinggi langit orang-orang yang kecantol
Wahai orang yang terlena akan kematian Orang yang telah ditipu dengan angan-angan Kau tidak lama lagi dibawa pergi Kau berharap akan pertemuan Tapi tanpa bekal yang kau ajukan
Sungguh orang-orang yang menyembunyikan apa yang mereka perjuangkan akan mencapai tujuan Jangan sekali-sekali bersangga Kepada dunia dan hiasanya Jika kau termasuk orang yang mendahulukan keduniaan Niscaya akan berpindah kedudukan
Inilah masa mudamu Keceriaan telah sirna Setelah kau beruban Tiada lagi kelakar maupun perdebatan
Apa makna mengukuhi kehidupan dunia Padahal ia telah menyebarkan kesehatan Kepada para penghuninya Didalamnya tersimpan penyakit yang memusingkan
Sesungguhnya dunia itu fana Segala milik dunia rusak belaka Dunia itu sebenarnya penuh tidak berongga Oleh rajutan - rajutan laba-laba
Pasti kau menyaksikan bile debu telah mereda Apakah yang kau tunggangi itu keledai atau kuda
Kita berjalan menuju kematian Sementara umur kita berkurang Dan mendekati garis batas
Ketika kita berjalan, kita terlena dan lengah Tidak mempertimbangkan lagi hari penghitungan Dan tidak mempersiapkan untuk hari Kembali kelak
Jaga langkahmu wahai saudara Jangan sampai didepan mengutuk iblis Tetapi di belakang menjadi temanya |
posted by Wong Deso @ 10:20 AM |
|
|
Monday, April 04, 2005 |
Seuntai Kalimat Indah |
"Ambillah bekal di dunia sebab anda tidak tahu jika malam telah pekat Akankah anda hidup hingga fajar esok terlihat Berapa pemuda yang waktu-waktunya penuh berisikan tawa, kalau kain kafanya telah di jahit, dia tidak mengira berapa balita yang berharap panjang umur, jasad tubuhnya keburu di masukan dalam kepekatan kubur Berapa banyak mempelai berhias untuk suaminya tapi pada malam pernikahan keburu terenggut nyawanya."
"Ambillah pemberian sang masa kepada Anda sedikit saja, sabarlah menghadapi kebimbangan zaman yang murka, milik seseorang bila telah berlalu tak akan terulangi keinginan yang usang, sebaik-baik manusia adalah yang sabar wahai Rabbku, orang usaha menyimpan keinginan hati yang akan hancur, takkan tergantikan oleh hajat luar bagaimana merasa lega orang yang tak pernah puas. Anda takkan saksikan kepuasan selama masih memelas ketenaran itu Begini bila orang mendatang menangkap kesan terpuji ketenaran luntur takkan pernah terjadi meski Anda taruh di balik batu."
"Malam demi malam silih berganti Peristiwa demi peristiwa terus terjadi Tak ubahnya seperti mimpi-mimpi Kala tidur tengah membuai Yang lebih mengherankan, Adalah setiap kesempatan sebenarnya menuntun kita berjalan Tapi kita duduk berpangku tangan."
"Orang hidup itu dalam keadaan baik selama dia masih menjaga rasa malu sebab tangkai akan bertahan laik selama kulitnya masih melekat pada tangkai itu Demi Allah, hidup tidak menyimpan kebaikan juga belahan dunia, bila malu hilang tak keruan jika tidak takut resiko malam hari tidak pula merasa malu, berbuatlah sesuka hati,"
Semoga kita tetap merasa malu.....amien |
posted by Wong Deso @ 11:04 AM |
|
|
|
|