| Saturday, May 28, 2005 |
| Back to Posting |
Setelah sekian lama kutinggalkan blog ku.....akhirnya kembali juga neh posting...maaf ya kawan-kawan klo sekian lama menghilang. Lagi menyepi neh mencari ilham.....:P
Apa kabar dunia blog....wahh saya liat blog nya mas qq makin mewah aja...jadi pingin...heheheheh....kapaannn ya saya bisa jadi kayak mas QQ and kayak mas Isnaeni...tapi bagaimana mungkinnnn..membaca aja sulit....:P
Tapi biarlah saya menjalani hari-hari saya sesuai dengan keinginan hati..sebab kalau semua orang kepingin seperti mas QQ atau mas Isnaeni lalu siapa yang ingin seperti saya nantinya. ehh ngomong2 emangnya saya ini siapa kok kepingin orang seperti saya..sombong sekali saya kalau mengatakan itu...(di ralat TTD REDAKSI).
Betapa susahnya memahami keadaan diri kita sendiri, betapa susahnya mengoreksi diri sendiri, betapa susahnya menilai diri sendiri dengan angka nol, tetapi sebaliknya betapa mudahnya memahami orang lain, mengoreksi orang lain, menilai orang lain itu gampang banget. Ya tapi itulah sifat manusia.... apa lagi manusia biasa seperti saya ini.
Banyak sudah hal-hal yang telah di tunjukkan olehNya untuk kita dalam kehidupan sehari-hari tanpa henti, siang maupun malam, dengan kekerdilan jiwa ini susah sekali menangkap apa yang tersirat dari semua kejadian yang kita alami.
Banyak sudah anugrah dan kemudahan yang di berikan olehNya namun betapa sedikit rasa syukur yang kita berikan kepadaNya.
Kita menganggap bahwa apa yang kita punya adalah milik kita, kita menganggap bahwa keberhasilan yang kita capai adalah karena usaha kita semata, padahal sebenarnya tidak sesimple itu.
Semakin banyak harta yang kita dapat akan terasa semakin kurang, semakin banyak ilmu yang kita capai semakin memburu lah nafsu kita untuk mendapatkan yang lain.
Begitulah diri kita yang sebenarnya wahai sobat.
Dunia ini bagaikan mimpi- mimpi indah yang tiada akhir. semakin kita menikmatinya semakin tinggi hayalan kita untuk mencapai mimpi-mimpi itu.
Berikut tulisan indah Abdul malik bin Muhammad Al Qasim tentang indahnya dunia;
Saudaraku yang tercinta, inilah dunia yang kita cintai ini, apa jadinya dunia ini di kemudian hari, dan ke mana kembalinya harta yang kita kumpulkan itu?
Ada orang oernah menulis sepucuk surat kepada salah satu sahabatnya. "Amma Ba'du.
Dunia sebenarnya sebuah mimpi sedang akherat adalah yang sebenarnya, sementara pertengahanya adalah kematian. Kita berada pada impian yang susah untuk di takwilkan. Sekian."
Lihatlah umur Anda yang tercecer bagaikan mimpi-mimpi yang susah untuk di takwilkan. Tahun-tahun berlalu bagaikan kejapan mata pergi membawa kesenangan dan kesedihanya, manis pahitnya.
Tapi yang tersisa kini hanyalah Penghitungan.
Dhirar bin Murrah berkata, " Iblis pernah mengatakan,'Bila pada diri anak Adam telah tertanam tiga hal maka tercapai sudah keinginanku: Bila telah lupa terhadap dosanya, banyak berbuat dan merasa sombong dengan ide-idenya,'"
Sebagian kaum salaf mengatakan, "Hati-hatilah terhadapa alam dunia, sebab lebih licik dari Harut dan Marut. Mereka berdua hanya memisahkan suami dari istrinya sedangkan dunia memisahkan hamba dari Rabb-nya.
Abud-Darda R.A berpendapat tentang keadaan kita dengan perkataanya: " setiap orang pasti memiliki kekurangan dalam akalnya: Kekurangan kesabaran dan ilmu. Alasanya, bila mendapatkan kenikmatan dunia yang berupa kelebihan harta, menjadi sangat senang tanpa ada rasa sesal bahwa siang dan malam selalu mengikis umurnya, bahkan semakin menjadi-jadi. Hartanya yang bertambah atau umurnya yang berkurang sama-sama tidak memberi arti sedikitpun."
Semangat mencari kenikmatan dunia membawa mayoritas manusia ke jurang kesedihan, kegalauan dan hidup yang tidak keruan. Hanya sedikit yang menyesal karena umurnya berkurang dan kematianya semakin dekat.
Kebanyakan manusia lupa bahwa tahun-tahun umurnya telah lewat, dan hari-harinya telah berlalu. Tapi tidak pernah melupakan masalah-masalah duniawi, seakan-akan tujuan hidup adalah menimbun dan menyedot harta dunia semata.
Berikut komentar yang mengejutkan karena kurang berimbangnya masalah-masalah yang ada. Inilah komentar Yahya bin Mu'adz, "Aku terheran-heran kepada orang yang menyesal karena kekurangan harta. Bagaimana tidak menyesal umurnya yang berkurang?"
Belum pernah kita melihat ataupun mendengar ada orang yang meratapi malam-malamnya menyesali umurnya yang berkurang atau waktunya yang pergi.Tapi yang banyak kita lihat justru meratapi kekurangan hartanya. Lalu dimana posisi dia terhadap pergantian alam setelah selang waktu yang tidak lama lagi ini?
Di mana pula posisi mereka terhadap penghitungan dan pembalasan?
Akhiru kata Al-Hasan R.A punya kata mutiara: "Orang yang hartanya banyak, dosanya juga banyak. Orang yang banyak omongnya, banyak juga bohongnya, Dan yang budi pekertinya jelek jiwanya buruk sekali,"
Maafkan saya kalau ada kesalahan kata...sebab siapalah saya ini, yang hanya manusia biasa yang sungguh kerdil jiwanya. |
posted by Wong Deso @ 11:18 AM  |
|
|
|
|
|
